BERANDA PROFIL

Kekerasan di Sekolah, Siapa yang Salah?

Mengamati berbagai masalah yang sedang dialami dalam dunia pendidikan di Indonesia memunculkan rasa keprihatinan yang mendalam. Pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Namun yang terjadi saat ini sangat jauh dari harapan yang diinginkan dalam tujuan pendidikan Indonesia.
Berbagai masalah silih berganti menghampiri dunia pendidikan, mulai dari kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa, oleh siswa kepada siswa yang lain dan banyak perilaku menyimpang lain yang dialami di sekolah. Kasus kekerasan di Bukittinggi adalah bentuk nyata yang menunjukkan adanya masalah di dunia pendidikan Indonesia. Selain kasus yang telah disebutkan, masih banyak kasus yang terkait dengan masalah pendidikan di Indonesia.
Masalah pendidikan yang terjadi sejak dahulu sampai saat ini belum juga terselesaikan. Yang terjadi saat ini makin parah dari pendidikan pada zaman dahulu  sebelum perkembangan teknologi yang pesat. Disadari atau tidak pengembangan teknologi yang amat pesat mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia. Perkembangan teknologi di satu sisi memudahkan guru dan siswa, namun di sisi lain juga akan menimbulkan masalah-masalah baru dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi yang begitu pesat jika tidak diimbangi dengan kontrol atau pengawasan yang lebih oleh guru dan orang tua, akan menjerumuskan siswa ke dalam perilaku-perilaku yang menyimpang.
Saat ini, banyak siswa SD yang sudah memiliki HP (handphone) yang canggih, tetapi penggunaannya tidak dikontrol oleh orang tua. Sebagian besar HP sekarang sudah mendukung koneksi internet. Sebagian besar siswa SD sudah familiar dengan internet, bahkan setiap hari mengakses internet. Di internet semua dapat diakses, tak terkecuali kasus-kasus kekerasan dan kasus penyimpangan lain. Ditambah dengan game online yang sering memperagakan adegan kekerasan. Siswa SD yang rata-rata usianya 12 tahun ke bawah akan sangat mudah terpengaruh dengan apa yang mereka lihat. Mereka merasa penasaran dan akhirnya mempraktekan apa yang mereka lihat.
Walaupun internet juga memiliki kelebihan yaitu mempermudah siswa dalam mencari materi pembelajaran, karena semua dapat di cari dengan mesin pencarian Google. Tetapi akan sangat beresiko jika siswa SD mengakses internet tanpa dikontrol dan didampingi oleh guru ataupun orang tua siswa. Kasus kekerasan yang terjadi di Bukittinggi bisa saja diawali oleh siswa yang melihat tayangan kekerasan di internet lalu mempraktekannya di sekolah. Tayangan di televisi juga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa. Jika diamati, banyak tayangan di televisi yang tidak mendidik bahkan justru menayangkan perilaku kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya. Tayangan tentang anak sekolah tetapi yang ditonjolkan adalah persaingan antar siswa dan tidak menonjolkan bagaimana belajar dengan baik di sekolah.
Masalah-masalah pendidikan akan terus terjadi jika guru dan orang tua tidak mengawasi dan mendampingi anak / siswanya. Pada kasus kekerasan di Bukittinggi misalnya, tidak bisa hanya siswa yang disalahkan. Kita juga harus memperhatikan faktor lain yaitu kurangnya perhatian dari guru dan orang tua terhadap anak. Guru sebagai orang yang sering berinteraksi dengan siswa, seharusnya dapat memahami karakter tiap-tiap anak. Dengan memahami karakter setiap anak didik, maka guru dapat mengetahui bagaimana bentuk pendampingan yang sesuai dengan masing-masing anak. Misalnya anak yang nakal, harus mendapatkan pendampingan lebih dari guru. Guru harus menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa dengan memberi teladan yang baik. Orang tua juga harus memberikan teladan yang baik di lingkungan keluarga. Sebaiknya orang tua dan guru saling melaporkan bagaimana perkembangan anak.
Orang tua di rumah harus mendampingi anaknya saat menonton televisi, sehingga jika ada tayangan yang tidak baik orang tua dapat memberikan arahan. Anak sebaiknya jangan terlalu diberi kebebasan dalam penggunaan HP. Boleh menggunakan HP tetapi untuk hal-hal yang penting saja seperti menanyakan materi kepada guru atau teman. Yang perlu pengawasan ketat adalah saat anak mengakses internet. Jangan sampai anak membuka situs-situs yang menyimpang dan akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak dibolehkan mengakses internet hanya untuk mencari materi-materi yang berhubungan dengan apa yang dipelajari di sekolah, sehingga pemahaman anak akan bertambah. Karakter anak untuk pertama kalinya dibentuk di dalam keluarga. Oleh karena itu, perhatian dan pendampingan dari orang tua sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter anak.
Aktivitas anak di luar rumah juga harus selalu diawasi oleh orang tua karena lingkungan di masyarakat juga akan mempengaruhi pembentukan karakter anak. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang baik. Demikian sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan membentuk karakter yang tidak baik. Akan lebih baik jika anak diarahkan untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti mengaji, belajar kelompok, dan kegiatan lain yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Semua kegiatan anak baik di dalam rumah ataupun di luar rumah harus selalu diawasi dan jika perlu didampingi. Demikian juga saat di sekolah, guru harus selalu mendampingi siswanya baik di dalam kelas ataupun di luar kelas.

Kerja sama antara orang tua, guru dan masyarakat sangat diperlukan dalam menangani masalah-masalah pendidikan, tak terkecuali pada kasus kekerasan di sekolah. Untuk mencari solusi dari masalah tersebut, harus dipahami dengan jelas faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Kita harus melihat dari berbagai sisi atau sudut pandang. Pada kasus kekerasan yang dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya misalnya, kita dapat mencari penyebabnya dari sudut pandang siswa, guru, orang tua, lingkungan di masyarakat, dan juga pengaruh perkembangan teknologi. Setelah ditemukan berbagai penyebabnya barulah dicari solusi yang tepat untuk menangani masalah kekerasan di sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / My Story

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger